Koperasi Indonesia di Tengah Koperasi Dunia Koperasi Indonesia di Tengah Koperasi Dunia | EUREKA
<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://www.rsspump.com/?web_widget/rss_ticker/news_widget' title='News Widget'>News Widget</a></div>

Koperasi Indonesia di Tengah Koperasi Dunia


Pengalaman pada beberapa negara yang cukup maju gerakan koperasinya menunjukkan fakta bahwa keterlibatan aktif gerakan koperasi menyebabkan meningkatnya produksi dan nilai tambah produksi di satu sisi, sementara di sisi lain kaum marjinal terlindungi dengan upaya peningkatan kesejahteraan mereka. Hal ini semua pada gilirannya sangat berpengaruh terhadap berkembangnya aktivitas perekonomian wilayah, khususnya wilayah pedesaan.

Walaupun perkembangan koperasi di Indonesi cukup pesat, namun perkembangan tersebut belum mampu menembus peringkat besar pada skala internasional di bawah organisasi koperasi internasional ICA. ICA (International Cooperative Alliance) adalah organisasi gerakan koperasi internasional yang dibentuk pada 1895, dan saat ini beranggotakan 220 organisasi gerakan koperasi dari 85 negara (termasuk gerakan koperasi Indonesia yang diwakili oleh Dekopin) yang memiliki lebih dari 800 juta anggota perorangan yang tersebar di seluruh dunia. Salah satu kegiatan dari ICA yaitu menyajikan profil 300 koperasi kelas dunia (Global 300), yang telah menjadi salah satu agenda General Assembly yang diselenggarakan pada 18-19 Oktober 2007 yang lalu di Singapura. Kriteria untuk dapat terjaring dalam Global 300 adalah jumlah volume usaha (turnover) serta asset, dan kegiatan pelaksanaan Cooperative Social Responsibility (CSR) yang meliputi: pelaksanaan nilai dan prinsip koperasi, pelaksanaan demokrasi, kepedulian pada lingkungan, serta keterlibatan dalam pembangunan masyarakat. Menurut data laporan tahunan 2009 International Co-operative Alliance (ICA, 2009) terdapat 28 negara yang memiliki omset $US 645.000.000 hingga $US 63.449.000.000, yang terdiri dari koperasi sektor keuangan (perbankan, asuransi, koperasi kredit/credit union) sebesar 40%; koperasi pertanian (termasuk kehutanan) sebesar 33%; koperasi ritel/wholesale sebesar 25%; dan 7% tersebar dalam berbagai macam koperasi, seperti: koperasi kesehatan, energi, manufaktur dan sebagainya.

Penyebaran 300 koperasi (Global 300) tersebut, sebanyak 66 koperasi berada di Amerika Serikat, 55 koperasi di Perancis, 32 koperasi di Jerman, 23 koperasi di Itali dan 19 koperasi di Belanda. Sedangkan di negara Asia 14 berada di Jepang, 2 koperasi di Korea Selatan, 3 koperasi di India, 2 koperasi di Singapura, serta Cina dan Taiwan masing-masing 1 koperasi. Koperasi dengan asset terbesar pertama dan kedua masing-masing ada di Jepang yaitu koperasi pertanian Zeh Noh (omset $US 63.449.000.000) dan Koperasi Asuransi Zenkyoren (omzet $ US 46.819.000.000).

Tabel 1.
Penyebaran Koperasi Global 300
No.NegaraJumlah KoperasiPersen
1AS6622.00 %
2Perancis5518.33 %
3Jerman3210.67 %
4Italia237.67 %
5Belanda196.33 %
6Jepang144.67 %
7Inggris144.67 %
8Finlandia93.00 %
9Kanada93.00 %
10Swis93.00 %
11Spanyol72.33 %
12New Zealand62.00 %
13Swedia62.00 %
14Norwegia51.67 %
15Belgia31.00 %
16Brasil31.00 %
17Denmark31.00 %
18India31.00 %
19Irlandia31.00 %
20Australia20.67 %
21Korsel20.67 %
22Singapura20.67 %
23Austria10.33 %
24Cina10.33 %
25Israel10.33 %
26Portugal10.33 %
27Taiwan10.33 %
Sumber: Annual Report ICA (2009).


Selain meluncurkan ICA Global 300, dalam kesempatan General Assembly tersebut ICA juga meluncurkan Developing 300 Project, yang menyajikan profil koperasi-koperasi di negara sedang berkembang dengan kriteria omset dan asset yang lebih rendah. Dalam kriteria ini yang tertinggi adalah Koperasi Saludcoop, koperasi kesehatan Columbia (omset $ US 504.681.000). Sedangkan yang terendah adalah koperasi pertanian Uganda (omset $ US 512.000).

Dalam kelompok ini juga ada 5 negara Asia yaitu Malaysia, Pilipina, Muangthai, Srilangka dan Vietnam. Masing-masing negara tersebut menempatkan 5 koperasi. Sedangkan dari Afrika ada 4 negara yaitu Ethopia, Kenya, Tanzania dan Uganda. Masing-masing negara tersebut menempatkan 5 koperasi. Sementara dari Amerika Selatan, Columbia, Kostarika dan Paraguay juga menempatkan masing-masing 5 koperasi. Koperasi di Indonesia baru bisa menembus Global 300 pada tahun 2010 (peringkat 300), yaitu Koperasi Simpan Pinjam dan Jasa (Kospin Jasa) Pekalongan, dengan omset Rp. 1,8 Triliun (Mulia Ginting Munthe, 2011).

Tabel 2.
Sepuluh Besar Koperasi di Dunia
UrutanNama KoperasiAsal NegaraTahun BerdiriJenis UsahaOmzet (USD)Asset (USD)
1Zen-Noh (National Federation of Agricultural Co-operatives)Jepang1948Food & Agricultural63,44918,449
2ZenkyorenJepang1951Insurance46,819406,224
3Credit Agricole GroupPerancis1897Div. Financials30,7221,385,635
4National Agricultural Cooperative
Federation (NACF)
Korsel1961Div. Financials24,687199,783
5Nationwide Mutual Insurance
Company
AS1925Insurance24,392116,160
6GroupamaPerancis1899Insurance15,68495,057
7Edeka Zentrale AGJerman1898Retailing15,6605,909
8MigrosSwis1925Retailing15,47512,740
9Mondragon CorporationSpanyol1956Materials14,04027,204
10The Cooperative GroupUK1963Retailing12,72671,328
Sumber: Annual Report ICA (2009).

Sedangkan di lima belas negara Eropa, koperasi mempunyai peran yang sangat besar dalam kegiatan ekonomi kerakyatan. Pangsa pasar yang dikuasai oleh koperasi berkisar antara 20 - 90 persen. Di Indonesia, pangsa pasar yang dikuasai oleh koperasi masih jauh di bawah angka 20 persen yang merupakan batas bawah pangsa pasar yang dikuasai oleh koperasi di negara Eropa.

Tabel 3.
Koperasi di Negara-negara Eropa dan Pangsa Pasar yang Dikuasai
No.NegaraJumlah KoperasiJumlah AnggotaPangsa Pasar
SusuSayuranDagingPertanianBiji-bijian
1.Belgia- - 50 70-90 20-30 - -
2.Denmark214 113,000 93 20-25 66-93 64-59 87
3.Jerman3,950 3,280,000 55-60 60 30 50-60 -
4.Yunani6,919 782,000 20 12-51 5-30 - 49
5.Spanyol4,350 950,000 35 15-40 20 - 20
6.Perancis3,618 720,000 49 35-50 27-88 50-60 75
7.Irlandia128 186,000 100 - 30-70 70 69
8.Italia8,850 1,124,900 38 41 10-15 15 15
9.Luxemburg25 - 80 - 25-30 75-95 70
10.Belanda251 273,000 82 70-96 35 40-50 -
11.Austria1,757 2,182,000 90 - 50 - 60
12.Portugis909 800,000 83-90 35 - - -
13.Finlandia403 1,228,000 94 - 68 40-60 -
14.Swedia50 300,000 99 60 79-81 75 75
15.Inggris506 271,000 98 35-45 20 20-25 20
Sumber: Van Bekkum dan Van Dijk (1997).

Fakta ini merupakan bukti tambahan akan lemahnya daya saing koperasi Indonesia. Sehingga, persoalan yang mendesak untuk dikaji adalah bagaimana meningkatkan dan mengembangkan daya saing koperasi Indonesia pada era globalisasi?




Klik tombol like di atas... Jika anda menyukai artikel ini.
Terima Kasih telah mengunjungi Tautan ini,
Jangan lupa untuk memberikan komentar pada form di bawah post ini.
Maturnuwun...

Subscribe in a reader

Comments :

0 comments to “Koperasi Indonesia di Tengah Koperasi Dunia”
Views All / Send Comment!

Post a Comment