Al-Ma'rij Al-Ma'rij | EUREKA
<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://www.rsspump.com/?web_widget/rss_ticker/news_widget' title='News Widget'>News Widget</a></div>

Al-Ma'rij

Sebuah panggilan setiap saat berkumandang dari langit: “Dan sungguh, Kami benar-benar meluaskannya” (QS. 51: 47). Yang mendengarnya setiap saat, namun bukan dengan telinga? “Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang mengabdi, yang bertahmid, yang berjalan (karena Allah), yang ruku’, yang sujud” (QS. 9:112).

Carilah tangga “dari Allah, pemilik Al-Ma’arij (tempat mi’raj)” (QS. 70:3), lalu naiklah! Tangga yang “Al-Malaa’ikat dan Ar-Ruuh naik (kepada-Nya) dalam satu hari.” (QS. 70:4). Siapakah yang sanggup, dari bahan khayalan kita, mampu membuat nyata tangga ke langit itu?

Tangan “Kepada Kami segala sesuatu akan kembali.” -lah yang membuat mereka mi’raj. (QS. 21:93). Ketika pahat sabar dan syukur telah selesai menatah kita, mi’raj-lah, dan ucapkan, “dan itu tak akan diperoleh, kecuali oleh Ash-Shaabiruun.” (QS. 28:80).

Saksikan, siapa sesungguhnya yang memegang pahat-pahat itu. Lalu pasrahkan diri kita dengan gembira!

Jangan kita lawan pahat itu, seperti tali para penyihir Fir’aun (yang menjadi ular), ingatlah nasib mereka yang mengatakan, “dengan kuasa Fir’aun, sungguh kami benar-benar akan menang.” (QS. 26:44). Majulah beberapa langkah lagi, maka kita akan menjadi “Ashabul Yamin (golongan kanan)” (QS. 56:27).

Dan jika kita telah sampai pada batas tertinggi kita, kita adalah “As-Saabiquunas-Saabiquun (yang paling utama dari golongan yang utama)” (QS. 56:10). Jika kita berasal dari tempat para kekasih-Nya di langit, maka datanglah! Dan masuklah ke dalam shaf “Sesungguhnya kami benar-benar bershaf-shaf” (QS. 37:165).

Jika kita miskin, tabuhlah genderang “Kemiskinan adalah jubahku”. Jika kita seorang faqih, jagalah agar kita tidak termasuk kedalam “mereka adalah kitam yang la-yafqihuun (tidak memahami)” (QS. 8:65). Jika kita telah menjadi nun yang bertekuk lutut seperti qalam yang bersujud, Maka kita termasuk ke dalam “apa yang mereka tulis” dalam “Nun, demi qalam dan apa yang mereka tulis.” (QS. 68:1).

Jadilah mata yang melihat dalam “kelak kamu akan melihat”, kepada mereka yang ada dalam “mereka pun akan melihat.” (QS. 68:5). Bahkan jika kita “bersikap lunak” bagai penjilat, namun apa artinya itu bagi “mereka yang bersikap lunak (pula kepadamu)?” (QS. 68:9; “Maka mereka ingin agar kamu bersikap lunak, lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu).”). Hunjamkan akar kita kuat-kuat, seperti pohon Sidrah yang “tiada keraguan di dalamnya.” (QS. 2:2). Jagalah dedaunan dan batang kita dari goyah karena tiupan nafas “yang kami tunggu-tunggu hingga kecelakaan menimpanya.” (QS. 52:30). Lihatlah kebun yang menjadi arang dalam “malapetaka (yang datang) dari Rabb-mu”, tipu dayanya menghanguskan kebun mereka “ketika mereka sedang tidur.” (QS. 68:19).

Dikutip dari Nargis Virani: “I am the Nightingale of the Merciful”: Rumi’s Use of the Qur’an and Hadith.




Klik tombol like di atas... Jika anda menyukai artikel ini.
Terima Kasih telah mengunjungi Tautan ini,
Jangan lupa untuk memberikan komentar pada form di bawah post ini.
Maturnuwun...

Subscribe in a reader

Comments :

0 comments to “Al-Ma'rij”
Views All / Send Comment!

Post a Comment